Karena persahabatan itu adalah seni untuk memahami

Terkadang kita tak perlu meminta kepada sahabat kita tentang apa yang kita butuhkan saat ini,
Karena sahabat itu tahu kapan bantuan ia berikan untuk kita,
Waktunya tepat dan tak pernah mengenal istilah "Tolong, atau Bisa nggak",
Tapi sahabat itu mengerti apa yang paling tepat saat ini untuk kita,
Meski terkadang hanya sebuah senyum yang ikhlas yang ia berikan,
Karena sejatinya kita hanya membutuhkan pembenaran dan kalimat "Ya" dari mulutnya,
Itulah sahabat,

Lalu tahukah engkau aku juga butuh waktu untuk berfikir tenang tanpa sahabat,
Bukan untuk melupakan sahabatku,
Atau menganggap sahabatku hilang dan tak berarti,
Bukan juga aku inging mengabaikanmu,
Dari bait kata yang ku ungkapkan diatas, aku menganggap sahabat adalah segalanya,
Lalu apakah sahabat itu memang segalanya?
Berfikirlah bijak,
Jangan beranggapan hidup hanya untukmu dan hidup akan selalu memahamimu,
Seorang sahabat juga butuh waktu,
Butuh tenaga dan pikiran sendiri untuk menjalani hidupnya,
Ia bukan detik jam yang selalu berjalan tak mengenal lelah,
Atau gemercik air mengalir disungai yang menduhkan,
Atau juga seperti burung yang berkicau indah terdengar di pagi hari,

Sederhananya,
Detik jam pun dapat berhenti jika energi dari baterai dihentikan,
Air sungaipun akan hilang saat musim kemarau panjang datang,
Juga burungpun akan berhenti berkicau saat pagi hari ketika cuaca sedang eksrim,
Dan ini lah sahabat yang sebenarnya,
Terkadang tahu persis apa yang harus ia lakukan, tapi tak selamanya tahu,
Mengerti apa yang mesti ia lakukan, tapi tak selamanya mengarti,
Inilah sahabat, menjadi apa yang kita mau, tapi tak selalu bisa menjadi apa yang kita mau,

Yang terpenting adalah ia sahabat ku,
Aku bersahabat dengannya,
Karena persahabatan itu adalah seni memahami karakter masing-masing,
Bukan seni dipahami,
Jadi berbaik sangkalah terhadap sahabatmu saat dia marah, dan berilah waktu untuknya saat ia butuh sendiri,
Jangan mengharapkan selalu dimengerti,
Karena persahabatan itu adalah seni untuk memahami.