thanks for coming, please help me to click my ad ^_*

Join The Community

Aku Berjanji Tidak Akan Berhenti Berdo'a Lagi



Aku ini menangis seperti manusia yang lain, tertawa, dan berlari seperti mereka. Bahkan akupun masih ingat bagaimana rasanya sakit flu selama dua bulan yang kualami waktu ujian semester kemarin. Bukankah Tuhan itu adil, membuatku sempat merasakan sakit sebelum akhirnya mati atau adil karena telah menciptakanku dengan wajah yang rupawan ini, sempurna tanpa cacat, Tuhan juga adil karena telah membuatku mudah tersenyum dengan segala nikmatnya, dan Ia pun tahu kalau aku ini lelaki yang sangat ingin menghamba padanya. Perkataan sederhana yang dapat mengingatkanku akan Tuhan adalah atas sifatnya yang maha pengasih lagi maha penyayang. Aku sangat berterimakasih atas nikmat yang telah banyak diberikannya sampai saat ini. Malam nanti tepat jam tiga pagi adalah waktu dimana tepat usiaku bertambah satu tahun lagi, tapi aku bahkan bingung apakah ini berarti umurku bertambah atau justru umur hidupku di dunia malah berkurang. Ya, yang paling penting umurku kini sudah enam belas tahun, umur yang kira-kira kugambarkan sebagai umur yang pas untuk berjalan, dan berkelana mencari pengalaman. Aku senang ketika membayangkan mempunyai banyak sekali pengalaman berharga yang kudapati diluar sana, bertemu dengan orang-orang baru dan mendapatkan banyak ilmu dari mereka. Tak penting lagi rasanya bagaimana mendapatkan penghargaan dari orang lain, bagiku hidup adalah untuk menghargai orang lain karena dengan itu orang lain akan menghargai kita meskipun kita tidak memintanya.
Sore ini aku akan bermain bola seperti biasanya dengan temanku di lapangan dekat sekolahku, tepatnya bukan lapangan sepak bola tapi tempat lapang diantara gedung-gedung sekolah yang sering kami gunakan sebagai tempat bermain bola setiap sore hari. Tak terhitung lagi berapa banyak kaca yang kami pecahkan sampai saat ini, dan herannya kamipun serasa sudah terbiasa akan hal tersebut. Sepuluh tahun yang lalu saat ulang tahunku diusia yang baru enam tahun aku masih ingat aku berdo’a dalam hati, “Ya Tuhan, semoga diulang Tahunku kali ini orang tuaku merayakannya. Ya Tuhan aku ingin sekali merasakan perayaan ulang tahunku, seperti sahabat-sahabatku yang lain, seperti tradisi mereka ya Tuhan. Amiin.” Itulah doaku tepat saat aku bangun pukul tiga pagi, dan juga itu adalah waktu dimana aku dilahirkan. Aku masih ingat, sangat dingat bahkan hal itulah yang membuatku sangat benci dengan ulang tahun karena sampai saat ini aku tak pernah merasakan nikmatnya perayaan hari ulang tahunku sendiri. Rasanya aku juga sudah bosan meminta kepada orangtuaku agar merayakan hari ulang tahun yang menurutku hari yang sangat bersejarah dalam hidupku, karena hari itu aku dilahirkan. Tapi apa yang terjadi, sampai diusiaku saat ini tak pernah rasanya aku merayakan hari ulang tahunku, bahkan ucapan selamat ulang tahun pun tak pernah kudengar sampai diusiaku sekarang ini, aku benci, aku sangat benci dengan ulang tahun. Makanya sore ini aku akan bermain bola agar nanti malam aku dapat tidur pulas dan tak terbangun lagi pukul tiga pagi, dan berdo’a pada Tuhan atas perayaan ulang tahunku. Aku heran, apakah Tuhan ingin menghukumku dengan ulang tahun ini, aku heran mengapa aku selalu terbangun pukul tiga pagi waktu dimana aku dilahirkan. Selalu terbangun dan terbangun, dan saat waktu itu terjadi. Aku selalu menangis dan mengingat ajaran doa Bapak padaku yang kuingat dalam hati,
“Ya Allah, detik ini umurku bertambah lagi,
Aku selalu bersyukur kapadamu akan nikmat sehat dan nikmat senyum yang masih bisa kulakukan,
Sampai saat ini aku sangat berterimakasih padamu Tuhan,
Tuhan, berikan lah kelapangan hati, ketengan jiwa, dan ketabahan padaku ini,
Terkadang aku sulit bersyukur atas nikamtmu yang luar biasa dalam hidupku,
Ya Allah ya Tuhanku, terimakasih atas keluarga yang sangat menyintaiku,
Bapakku yang sangat hebat, dan Ibu yang senantiasa tersenyum dan sabar mendidikku,
Tuhan, kini umurku bertambah lagi, atau malah waktuku didunia ini berkurang,
Tapi satu hal yang akan selalu ku ingat, aku akan selalu menjaga agamaku ini,
Tuhan, berikanlah yang terbaik dalam hidupku, jadikanlah jasad ini sehat,
Jadikanlah jasad ini terjaga dari keburukan, jadikanlah jasad ini menjadi jasad yang disukai orang lain,
Jadikanlah jasad yang bertambah tua ini menjadi jasad yang semakin baik pula dalam beribadah,
Dan jadikanlah orang-orang yang kucintai senantiasa sehat dan ceria ketika berada didekat jasad ini,
Ya Allah, aku sangat menginginkan orang lain bahagia atas hari ini, hari kelahiranku
Izinkan lah sekali saja aku merayakannya ya Allah,
Untuk kebahagiaan orang lain dan kebahagiaanku sendiri,
Aku mohon padamu, sekali saja, sekali dalam hidup ini supaya aku mampu merayakannya,
Terimakasih Tuhan telah mendengarkan,
Terimakasih atas umur yang berikan sampai saat ini,
Kabulkanlah do’aku ini Tuhan, amiin.”
Itulah doa yang kuingat tepat setiap pukul tiga pagi, waktu dimana aku dilahirkan, selalu terbangun setiap tahunnya. Untuk itu aku berjanji, aku tidak akan berdo’a lagi pukul tiga pagi saat hari lahirku terulang.
Besok adalah tanggal 13 Desember 2010, tanggal itulah aku terlahir di bumi ini. Hari ini aku berjanji dan aku bertekat agar tepat pukul tiga tanggal 13 Desember esok untuk tidak terbangun dan menangis lagi didepan Tuhan. Sore ini, 12 Desember 2010 aku akan bermain bola dengan bersemangat, kuhabiskan energiku dan akan kubuat tubuhku lelah sampai badanku terasa sakit semua, maksudnya agar nanti malam aku dapat tidur pulas dan tak terbangun lagi. Tapi aku terlupa dengan kata-kataku sendiri, “Yang sebenarnya terjadi saat kita membenci sesuatu adalah sama seperti saat kita mencintai sesuatu, pikiran kita pasti sama-sama mengingat sesuatu itu”, dan benar sampai sore ini aku masih sangat ingat akan kesedihan hari ulang tahunku.
Aku bermain bola dengan tak seperti biasanya, terasa ada semangat luar biasa yang kupaksakan untuk keluar dari diriku. Aku bermain seperti pemain bola yang tak punya rasa lelah, berlari mengejar kemanapun bola bergulir,
“Kamu ini kenapa ndra?” Tanya sahabatku,
            “Kenapa gimana?, gakda apa-apa kok.” Jawabku bohong,
“Udahlah, kamu kayak orang kesurupan. Main bola kok kayak orang gila, lari-lari gak karuan.” Tanyanya lagi,
            “Bener kok, gakda apa-apa!” Jawabku tegas,
“Wes gak usah bohong, kalo ada masalah mending gak usah main nanti tim kita kalah lagi malahan.” Kata sahabatku tadi,
            “Gak kok beneran,” Jawabku santai,
“Yaudah, aku cuma khawatir dengan kamu. Saking bersemangat mainmu kasar banget, kasihan temen-temen yang lain.” Kata sahabatku lagi,
            “Santai aja lah, hehe. Jawabku
Sore ini aku benar-benar ingin membuat tubuhku ini benar-benar lelah agar tak terabngu lagi malam nanti, rencana yang sudah kubuat jauh-jauh hari yang lalu. Aku benar-benar ingin melupakannya, melupakan keinginanku itu, malupakan do’aku pada Tuhan. Akhirnya badanku terasa gemetar, kakiku seperti terikat benda yang sangat berat, dan bahu ini seperti memikul banyak barang, kepalaku juga mulai terasa berputar-putar, dan pandanganku menjadi tak jelas. Ku rebahkan tubuhku sejenak pikirku agar tubuh ini dapat beristirahat dan membaik, tapi justru sebaliknya yang terjadi tubuh ini malah menjadi tambah gemetaran dan perutku terasa mual sekali, wajahku menjadi pucat. Tubuh ini terasa terbang melayang, tak berdaya. Sahabatku yang semula mengira aku hanya tiduran seperti biasanya, tapi karena lama sekali aku tiduran di rumput akhirnya dia menghampiriku dan bermaksud bertanya padaku.
“Kenapa ndra?... Kamu.. Ndra, wajahmu pucat sekali, badanmu dingin ndra, kamu sakit ya?” Tanya sahabatku sambil terkejut,
            “Nggak, gak papa kok aku cuma…” Jawabku terputus,
“Ndra, beneran! Udah kamu gak boleh main lagi.” Perintahnya,
            “Aku sehat-sehat aja kok,” Jawabku lagi
“Udahlah, pokoknya kamu pulang sekarang. Temen-temen ayo anterin Andra pulang. Kamu masih bisa berdiri Ndra?” Perintah sahabatku lagi sambil bertanya,
            “Iya iya, ini masih sehat juga. Aku masih bisa berdiri!” Jawabku santai,
Dan ternyata saat kucoba memaksakan berdiri tubuhku malah terasa terbang dan pandanganku menjadi tak jelas. Yang kuingat adalah tangan-tangan sahabatku yang memegangi tubuhku, ternyata aku pingsan. Dan saat aku sadar ternyata aku sudah ada dirumah sakit selama dua hari, aku terkena dehidrasi berat karena seharian belum makan dan sore harinya memaksa tubuhku bermain bola. Dokter memerintahkanku untuk selalu menjaga pola makan, dan perbanyak istirahat. Bapak dan ibu terlihat begitu sdih melihat kondisiku ini, mereka sangat menyayangiku, dan ternyata semua keluarga secara bergantian menjagaku di rumah sakit saat aku dirawat. Adikku begitu melihatku siuman ia berteriak hebat, tidak begitu dengan kakakku. Ia malah memegang kepalaku dan berkata ”Pemain bola kok masuk rumah sakit bukan gara-gara cidera. Haha” dan kamipun tersenyum bersamaan. Tapi dari sekian banyak ini, yang paling penting adalah aku tidak bangun pukul tiga pagi untuk mengingat-ingat hari itu. Aku sangat bahagia, terimakasih Tuhan.
Akhirnya Dokter sudah memperbolehkanku untuk pulang kerumah, karena kondisiku telah pulih dan bisa untuk beraktifitas seperti biasa, “Kamu sudah boleh pulang Ndra,  tapi belum boleh main bola dulu ya.” Perintah Dokter padaku. Dan siang itu, aku pulang kerumah didampingi semua anggota keluargaku. Aku heran mengapa mereka semua bisa berkumpul seperti ini, padahal biasanya Bapak selalu sibuk dengan pekerjaannya, begitu juga dengan Ibu, apalagi kakak dan adikku. Ini benar-benar jarang terjadi, tapi aku sangat bahagia karena tidak berdo’a lagi pukul tiga pagi saat hari ulang tahunku. Sesampainya dirumah aku dibiarkan berjalan sendirian tanpa dituntun, padahal badanku masih gemetaran. Kakak dan adikku bergegas berlari masuk kerumah, dan Bapak sibuk membawa barang-barangku bersama Ibu. Akhirnya dengan tertatih aku berjalan menuju pintu rumah kami, perlahan kubuka pintu dan seketika aku terkejut.
“Selamat ulang tahun kami ucapkan, selamat panjang umur kita kan doakan,….”
Dan suara terombet bersaut-sautan menyambut kedatanganku, mereka semua tersenyum dan bahagia melihatku kembali sehat. Aku terkejur dan senang, ternyata mereka merayakan hari ulang tahunku. Aku sangat senang, terimakasih ya Tuhan. Lalu Bapak dan Ibu menghampiriku dan berkata, “Selamat ulang tahun ya nak, semoga senantiasa menjadi anak yang sholeh dan diberi rahmat yang melimpah oleh Allah, semoga dapat membuatmu semakin dewasa dan dimudahkan rizkinya. Heran ya kenapa Bapak dan Ibu membuat acara ini, biasanya Bapak dan Ibumu selalu menyantuni fakir miskin saat tiba hari lahir kamu dan mas juga adikmu. Tapi kali ini beda, dan sebenarnya acaranya ini dua hari yang lalu, tapi karena kamunya malah dirumah sakit. Jadi ya ditunda sampai kamu sembuh.” Lalu mereka mengecup keningku, Aku terharu dibuatnya, sedih dan bahagia minta ampun, ternyata aku salah. Ternyata selama ini perkiraanku salah, mereka semua ingin membuatku bahagia dan bahkan Bapak dan Ibu selalu merayakan ulang tahunku dengan mengucap syukur  untuk berbagi pada fakir miskin. Ya Allah maafkanah aku, Aku berjanji tidak akan berhenti berdo’a kepadaMu. “Ya Tuhan, semoga diulang Tahunku kali ini orang tuaku merayakannya. Ya Tuhan aku ingin sekali merasakan perayaan ulang tahunku, seperti sahabat-sahabatku yang lain, seperti tradisi mereka ya Tuhan. Amiin.”

1 komentar:

Sands Casino Review
Sands Casino has been in operation since 2006. 제왕카지노 The company's operations have been septcasino regulated งานออนไลน์ by the Malta Gaming Authority. This means that the casino's  Rating: 4 · ‎Review by Dominic Archer

Posting Komentar

Silahkan berkomantar, tapi gunakan bahasa yang santun dan mudah dipahami ya. ^_^
Untuk yang berkomantar kurang sopan atau mengandung unsur profokasi, admin akan menhapusnya. terimaksih untuk partisipasinya. Selamat berkomentar...

Terimaksih telah berkunjung. Semoga Dapat bermanfaat. Untuk Sobat yang Mau Komentar Tambahkan Komentarmu di ChatBox yang Ada Bagian Dikanan Blog ini^_^

Iklan Sponsor